Saham



Salah satu instrument investasi yang paling dikenal saat ini adalah saham. Banyak orang menyangka bahwa untuk dapat melakukan investasi dalam bentuk saham dibutuhkan dana yang sangat besar sehingga investasi saham ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya saja. Asumsi tersebut hanya sebagian saja yang benar, karena saat ini investasi saham dapat dilakukan oleh siapa saja.

Untuk dapat membuka rekening saham bisa dimulai dengan dana sebesar 5 juta rupiah. Jika kita tidak memiliki dana sebesar itu, kita tetap dapat melakukan transaksi saham dengan cara membuka rekening bersama. Rekening bersama adalah penggabungan dana beberapa orang untuk membuka satu buah rekening untuk melakukan transaksi saham.

Sebelum kita membahas lebih jauh lagi mengenai transaksi saham, maka saat ini kita akan mencoba untuk lebih memahami dulu tentang arti saham. Saham merupakan bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, atau dengan kata lain bisa diartikan sebagai bukti keikutsertaaan dalam modal sebuah perusahaan. Kita akan mengambil contoh seandainya kita membuka sebuah kedai makanan ringan. Kedai makanan ringan tersebut kita beri sebuah merek dagang yaitu kitakaya.

Modal yang diperlukan berupa peralatan memasak adalah sebesar 25 juta rupiah. Selain modal peralatan kita juga membutuhkan modal untuk menyewa tempat yaitu sebesar 25 juta rupiah selama satu tahun. Modal berjalan dan cadangan kas selama satu tahun sebesar 50 juta rupiah. Jika kita hitung keselurugan modal yang dibutuhkan addalah sebesar 100 juta rupiah. Danan tersebut bisa berasal dari berbagai macam sumber. Ketika seorang Joko Salim mengeluarkan sendiri dari kantong pribadinya untuk membiayai usaha tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Joko Salim memiliki 100% saham kedai makan kitakaya.

Porsi saham tersebut akan berkurang seandainya dana 100 juta yang dikeluarkan untuk modal dibiayai oleh lima orang, masing-masing 20 juta rupiah. Ketika hal itu terjadi maka dapat dikatakan bahwa setiap pribadi yang membiayai permodalan kedai makan kitakaya memiliki saham sebesar 20%. Porsi tersebut tidak harus selalu sama, bisa saja seorang Joko Salim memiliki saham sebesar 55% karena menyetorkan dananya sebesar 55 juta sebagai modal, sementara Fani Kartikasari memiliki saham sebesar 25% karena menyetor dananya sebesar 25 juta sebagai modal, dan sisanya dipegang oleh orang bernama Edi yang memiliki saham sebesar 20% karena menyetor dananya 20 juta sebagai modal.

Pada umumnya saham dinyatakan dalam bentuk satuan lembar, bukan satuan mata uang tertentu. Dalam contoh kasus tersebut kita mengetahui bahwa modal yang dikeluarkan adalah 100 juta rupiah. Para penyandang dana atau pemilik perusahaan dapat menentukan di awal jumlah lembar saham yang akan diterbitkan. Misalnya saja sebanyak 1 juta lembar. 1 juta lembar saham tersebut bernilai 100 juta rupiah, artinya setiap satu lembar sasham memiliki nilai 100 rupiah. Nilai ini disebut sebagai nilai nominal saham.

Kembali pada pembahasan mengenai porsi saham, Joko Salim memiliki 55% saham, artinya ia memiliki 550 ribu lembar saham dengan nilai nominal tiap lembarnya adalah 100 rupiah. Hal yang sama juga berlaku bagi Fani dan Edi. Fani dalam kasus ini memiliki 25% saham yang berarti memiliki 250 ribu lembar saham dengan nilai nominal tiap lembarnya adalah 100 rupiah. Edi memiliki 20% saham yang berarti ia memiliki 200 ribu lembar saham dengan nilai nominal tiap lembarnya 100 rupiah.

Kita sering endengar bahwa pada suatu ketika harga saham naik puluh-an persen dalam waktu beberapa jam, sementara pada kesempatan lain kita juga mendengar bahwa harga saham anjlok hingga ratusan persen. Untuk memahami naik turunnya harga saham tersebut kita akan membahasnya setahap demi setahap. Dalam pembahasan ini kita akan selalu mengambil contoh saham kedai makanan kitakaya yang dimiliki oleh 3 orang yaitu Joki, Fani dan Edi. Masing-masing memiliki saham dengan nilai nominal 100 rupiah sebanyak 55%, 25% dan 20%. Kedai makanan kitakaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis makanan cepat saji.

Seperti layaknya sebuah bisnis, tentunya memiliki sebuah tujuan, yaitu mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Dalam perjalanannya ternyata memang benar bahwa produk makanan yang dihasilkan oleh kedai kitakaya sangat diminati oleh konsumen sehingga setiap saat kedai tersebut selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan. Hal tersebut terjadi terus-menerus setiap hari, hingga akhir bulan ketiga kedai tersebut dapat membukukan keuntungan bersih sebesar 50 juta rupiah. Keuntungan bersih tersebut tentunya menjadi hak dari para pemegang saham, dibagi sesuai dengan proporsi kepemilikan saham, yaitu untuk Joko 55%, untuk Fani 25% dan untuk Edi 20%.

Setelah tiga bulan tersebut ternyata kedai kitakaya tetap ramai dikunjungi pelanggan. Hal tersebut menimbulkan keinginan orang lain untuk memiliki kedai tersebut. Datanglah seorang bernama Rina yang menanyakan untuk membili saham kedai kitakaya tersebut. Karena semua orang mengetahui bahwa kedai kitakaya sangat diminati konsumen dan diperkirakan mampu mendatangkan keuntungan yang sangat beesar bagi para pemiliknya, maka tentunya para pemilik lama tidak dengan mudah menjual sahamnya apalagi dengan nilai nominal 100 rupiah.

Setelah dihitung-hitung, maka Rina berani untuk membeli saham tersebut dengan harga 150 rupiah per lembar saham. Selama ini Rina dikenal sebagai seorang kaya yang sangat piawai dalam melakukan investasi. Mendengar hal tersebut, maka ada begitu banyak orang yang ingin mengikuti  langkah yang dilakukan Rina. Ada seorang yang bernama Ella, karena ingin mendapatkan keuntungan besar di masa yang akan datang maka dia juga ingin memiliki saham kedai kitakaya.

Ellah tahu bahwa untuk mendapatkan saham tersebut dia harus memberikan penawaran yang lebih tinggi dibandingkan yang dilakukan oleh Rina, maka Ella menghubungi Joko dan menyatakan bahwa dirinya bersedia membeli sebagian sahamnya dengan harga 160 rupiah per lembar saham. Hal tersebut terjadi terus-menerus sehingga menyebabkan harga saham kedai kitakaya naik dari waktu ke waktu.

Dari pembahasan tersebut kita dapat mengetahui bahwa naik turunnya harga saham sebenarnya bukanlah naik turunnya harga nominal saham, melainkan perubahan pandangan masyarakat terhadap saham tersebut. Jika masyarakat memandang bahwa perusahaan tersebut akan mendatangkan keuntungan besar di waktu yang akan datang, maka akan ada begitu banyak orang yang bersedia membeli saham tersebut di harga yang tinggi meskipun nilai nominalnya sangat rendah.

Hal yang sebaiknya juga dapat terjadi ketika kedai makanan kitakaya menjadi suatu tempat yang sangat digemari dan menguntungkan, tiba-tiba muncul sebuah pemberitahuan dari MUI bahwa semua produk yang dihasilkan kedai tersebut dinyatakan haram. Semenjak pengumuman tersebut, kedai kitakaya menjadi sepi pengunjung. Saat hal itu terjadi, para pemegang saham mulai panik dan ingin menjual sahamnya.

Ada seorang bernama Andy yang dulu pernah membeli saham kedai kitakaya seharga 400 rupiah per lembar saham. Setelah mendengar berita tersebut dia ingin menjual sahamnya di harga 400 rupiah, namun tidak ada yang membelinya. Dia menurunkannnya menjadi 350 rupiah, tetapi tetap tidak ada yang mau membelinya. Dia menurunkannya lagi menjadi 300 rupiah dan masih tetap tidak ada yang berminat karena masyarakat memandang bahwa kedai kitakaya tidak akan menghasilkan keuntungan sebesar waktu-waktu sebelumnya. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus dan tetap tidak ada yang bersedia membelinya, maka harga saham kedai kitakaya akan semakin anjlok, bahkan bisa kembali sama dengan nilai nominalnya.

Sampai di sini kita telah memahami mengapa harga sebuah saham bisa tiba-tiba naik dan bisa tiba-tiba turun. Jika sebelumnya kita membahas sebuah perusahaan yang fiktif, maka pada subbab berikutnya kita akan membagas hal0hal yang perlu kita ketahui untuk melakukan transaksi saham secara nyata di Bursa Efek Indonesia.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More